Minggu, 28 Juni 2009

Pergulatan Dua Manusia dalam Satu Tubuh

Oke, pernahkah anda dimarahi orang tua, intensitas amarahnya tinggi, mungkin gebrak2 meja dikit, nampar2 dikit, terus anda balas berteriak2 membela diri, tapi sambil marah2 itu sebenernya anda fine2 saja? Hmm saya sering seperti ini. Saat bertengkar dengan orang tua, ada seseorang dalam diri saya yang bisa bersenandung lagu2 pop pasar di dalam hati seakan2 saya lagi potong kuku saja. Padahal ada perang kalor di luar tubuh saya, tapi saya yang di dalam tetap merasa seperti berada di kelas Writing 1 yang adem.

Atau saat anda sedang bersenang2 ekstatik orgasmik bersama teman atau kekasih terkasih, lalu tiba2 diri anda mengatakan, wahh hari ini seru juga yahh?

Nah, si pihak dalam diri yang tetap adem ayem saat anda sedang berada di kutub2 emosi, sebenarnya adalah diri anda yang sesungguhnya. Ilmu barat menyebutnya, inner self, higher self, atau saya senang menyebutnya "saya yang sebenarnya".

Jadi orang tersebut adalah ya, diri anda sendiri, bukan malaikat bukan juga setan. Tapi ia adalah diri anda yang SESUNGGUHNYA. "Sesungguhnya" maksud saya adalah orang yang sesuai default factory setting Sang Pencipta. Diri anda yang sempurna sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk tersempurna. Diri anda yang selalu tenang, bahagia, bijak, cerdas, dan sifat-sifat baik lainnya. Hanya saja seiring waktu dan perkembangan otak, diri anda yang satu lagi (pikiran) mengambil alih tubuh dan mengambil alih sistem pemilihan respon-respon diri terhadap rangsangan luar. Pikiran yang seringkali negatif, mengubah diri sehingga akhirnya anda menjadi anda saat ini. Yaitu manusia yang serba berkekurangan dalam kepribadian. Baik terlalu penakut, terlalu merasa dirinya tinggi, terlalu baik, atau terlalu cuek. Semua sifat yang memiliki embel-embel "terlalu" pada manusia adalah buah dari pikiran kita yang mengizinkan kenegatifan masuk.

Contoh:
Saya Titis Pratiwi. Secara default factory setting sang Pencipta, saya diciptakan sebagai orang yang kecantikannya sempurna. Namun seiring perkembangan, saya dengan pikiran saya mulai menyentuh yang namanya majalah, tivi, pergaulan, dan segala bentuk komunikasi lainnya. Sehingga saya melihat orang lain (yang tentunya tingkat kesempurnaan kecantikannya sama dengan saya), dan merasa ada satu atau lebih bagian dari saya yang bentuknya tidak sekeren bagian orang itu. Namun, karena orang yang saya lihat ada banyak, dan tiap orang memiliki satu atau lebih bagian yang lebih sempurna dari saya, akhirnya pikiran saya menganggap bahwa tiap bagian dari saya pasti kalah dengan bagian-bagian lain dari orang lain. Padahal, sesuai dengan kodrat sang Pencipta, kecantikan saya sempurna. Pikiran saya mulai menerima bahwa saya kurang cantik. Dan seiring perkembangan, pikiran saya mengambil alih tubuh saya. Akhirnya dari ujung rambut ke ujung kaki sampai ke ginjal, semua mempercayai bahwa saya tidak secantik orang-orang itu. Dan akhirnya, jadilah kenyataan saya tidak secantik mereka. Karena seluruh tubuh saya sekarang bergerak dan bertingkah laku sesuai pola pikir bahwa saya tidak secantik mereka.

Tapi tetap, "diri saya yang sebenarnya" mengatakan bahwa kecantikan saya sempurna. Sehingga kadang saat saya bertemu pandang dengan diri saya di cermin atau jendela mobil orang, "diri saya yang sebenarnya" tiba-tiba berkata "ah ngga ah, gw ga jelek2 amat." Namun, secara pikiran sudah menjadi rajanya tubuh saya, saat bersanding dengan teman saya yang model, cepat2 perkataan tadi saya ralat.

Itulah pergulatan "diri yang sebenarnya" dengan pikiran. Saya percaya bahwa sang Pencipta itu cukup baik kepada saya, sehingga ia memberikan pengarahan kepada saya melalui "diri yang sebenarnya" itu. Jadi, bila kita sedang negatif, cobalah berlatih diri untuk menyadari keberadaan "diri yang sebenarnya". Dengarkanlah kata-katanya. Biasanya ia suka bergurau-gurau sedikit, tapi semua yang ia ucapkan adalah kenyataan. Dan ia selalu baik, walau kadang perkataannya mungkin menyakitkan. Anggap keberadaannya adalah hadiah dari sang Pencipta yang selalu mencintai kita dan selalu menginginkan yang terbaik untuk kita. Dewasa ini, dunia terlalu dipenuhi dengan pikiran. Pikiran-pikiran yang selalu bilang bahwa kita kurang ini dan kurang itu. Pikiran dapat menghancurkan diri sendiri, kalau pikiran itu negatif.



Enjoy!

4 komentar:

  1. kalimat paling terakhir bener banget tuh tis. banyak orang yang menghancurkan diri sendiri... termasuk gw.. yaihhhh

    BalasHapus
  2. jadi maksudnya didalem diri kita ada 2 kepribadian gitu yah, tis???

    BalasHapus
  3. iyah gw dapet dari baca buku a new earth, baca2 di internet, sama ngobrol2 sama orang2 cin..

    BalasHapus